''Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih
lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat e-mail kontak@depkes.go.id.''
Jakarta, 8 September 2013
Hari ini (8/9), Menteri Kesehatan RI,
dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH, hadir dalam acara puncak peringatan Hari
Hepatitis Sedunia yang ke-4, dengan tema "Saatnya Peduli Hepatitis :
ketahui, cegah dan obati, di Monas Jakarta.
Tema yang di usung
pada Hari Hepatitis Sedunia ini, mengandung makna bahwa Hepatitis virus
perlu mendapat perhatian lebih. Sudah saatnya semua pihak peduli dan
memberi dukungan yang nyata dalam penanggulangan Hepatitis. Keberhasilan
Pengendalian virus Hepatitis sangat ditentukan oleh dukungan semua
pihak, termasuk dukungan jajaran lintas sektor Pemerintah Pusat dan
Daerah, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, serta dukungan
seluruh lapisan masyarakat.
Tujuan acara puncak peringatan Hari
Hepatitis Sedunia 2013 yaitu untuk meningkatkan kepedulian dan perhatian
kita, mengenai pentingnya pengendalian Hepatitis virus dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Penyakit
Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang
termasuk di Indonesia. Saat ini hepatitis yang kita kenal adalah
hepatitis A, B, C, D dan E. Yang paling banyak dan berpengaruh terhadap
morbiditas, mortalitas serta ekonomi yaitu virus hepatitis A,B dan C.
Terdapat
2 cara penularan virus hepatitis. Pertama, Virus yang ditularkan secara
fekaloral yaitu virus hepatitis A, E, yang sering muncul sebagai
Kejadian Luar Biasa (KLB), namun penderita yang terserang dapat sembuh.
Kedua, Virus yang ditularkan secara parenteral yaitu B, C dan D, dimana
hepatitis B dan C, dapat menjadi kronis dan menyebabkan kanker hati,
sedangkan hepatitis D akan mengenai mereka yang menderita hepatitis B.
"Menurut
WHO, dalam A Strategy for Global Action, tahun 2012, virus hepatitis B
telah menginfeksi 2 milyar orang didunia, lebih dari 350 juta orang
diantaranya merupakan pengidap virus hepatitis B kronis, 150 juta
penderita hepatitis C kronis, 350 ribu diantaranya meninggal karena
hepatitis C setiap tahunnya, antara 850.000-1,05 juta penduduk didunia
meninggal dunia setiap tahun yang disebabkan oleh infeksi hepatitis B
dan C, jelas Menkes.
Berdasarkan hasil RISKESDAS 2007, Indonesia
tergolong negara dengan endemisitas tinggi, sehingga Indonesia merupakan
negara dengan pengidap hepatitis terbesar nomor 2 diantara negaranegara
SEARO. Diperkirakan 9 diantara 100 orang Indonesia terinfeksi Hepatitis
B. Estimasi penderita Hepatitis B dan C diperkirakan 25 juta, 50
persennya (12.500.000) diperkirakan akan menjadi chronic liver disease,
dan 10 persennya menjadi liver fibrosis dan kemudian akan menjadi liver
cancer (1,25 juta).
Menyadari bahwa hepatitis virus adalah
penyakit yang mempunyai dampak terhadap kesehatan masyarakat secara
serius, dan diderita oleh banyak orang maka Indonesia bersama dengan
Colombia dan Brazil pada sidang WHA tahun 2010 berinisiatif dan
mengusulkan agar dilakukan pembahasan tentang hepatitis virus, sehingga
keluarlah resolusi WHA 63,18 tentang hepatitis virus tersebut, yang
menyerukan kepada masyarakat anggota WHO bahwa hepatitis virus adalah
merupakan salah satu masalah kesehatan prioritas, sehingga para anggota
WHO agar melaksanakan pencegahan dan penanggulangan hepatitis virus
secara komprehensif, dan menetapkan Hari Hepatitis Sedunia pada tanggal
28 Juli, untuk diperingati dan dimanfaatkan sebagai upaya untuk
peningkatan kepedulian dan dukungan terhadap hepatitis.
Hepatitis
merupakan masalah kesehatan dunia, termasuk Indonesia. Untuk itu saya
himbau pada kesempatan yang baik ini, agar kita secara bersamasama bahu
membahu berupaya dalam pengendalian hepatitis secara serius melalui
Gerakan Pemerintah Bersama Masyarakat.Upaya pemerintah terhadap
pengendalian hepatitis sudah dilakukan melalui imunisasi hepatitis pada
bayi, skrining darah donor. Kementerian Kesehatan terus berupaya untuk
melakukan pengembangan program pengendalian hepatitis agar permasalahan
dapat diatasi.
Menkes berpesan kepada jajaran kesehatan untuk
terus melakukan kampanye guna meningkatkan pengetahuan dan kepedulian
masyarakat tentang hepatitis serta terus melakukan kolaborasi dan
integrasi program dengan penyakit lainnya. Kemudian melakukan upayaupaya
pencegahan secara komprehensif, antara lain Program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
Selanjutnya melakukan skrining pada ibu
hamil terintegrasi dengan program pencegahan penularan HIV dari ibu ke
anak. Setiap orang yang melakukan konseling dan tes HIV yaitu perlu juga
melakukan pemeriksaan hepatitis. Lebih lanjut Menkes berpesan agar
jajaran kesehatan terus melakukan Skrining Hepatitis pada petugas
kesehatan, lindungi petugas kesehatan dari penularan hepatitis ini.
Perlu juga melakukan surveilans penyakit sehingga kita mempunyai data
yang baik, dan tahu situasi penyebaran penyakit dan besaran masalah
hepatitis.
Minggu, 22 September 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
9 komentar:
hai cowok ganteng :*
awak eh....coker komen :p
happy b'day hepatitis..... tambah tua so cpet ilangnya (deat) amin...... (^_^)
semoga cepat tumpas tuh hepatitis dengan keberadaan kita sebagai perawat profesional
Cara Mengobati Sinusitis Dengan Air Garam
Gejala Sinusitis
Cara Mengobati Sinusitis Dengan Minyak Kayu Putih
Bahaya Komplikasi Akibat Sinusitis
3 Cara Alami Untuk Mengobati Sinusitis
Tanda & Gejala Sinusitis Pada Anak
Sharing information is very happy, always like that friend.
cara mengolah kunyit untuk maag kronis
akibat sinusitis berkepanjangan
tanaman obat untuk ginjal bocor
Hopefully tomorrow you can present more interesting information like this.
Penyebab Terjadinya Arteriosklerosis
Your article is really satisfying and best, hopefully it can be better again.
Gejala Penyakit Sinusitis
Health is expensive, so prioritize your health before getting sick.
Pantangan Bagi Penderita Tumor Rahang
Tanaman Obat Tumor Otak
Posting Komentar