Rabu, 14 Maret 2012

ASKEP CARDIO

TUGAS LAPORAN
CARDIOVASCULAR I
PROSES KEPERAWATAN KARDIOVASKULER

DOSEN :
Nurul Kartika Sari  S.Kep,Ns

PENYUSUN :
KELOMPOK V
1.      Alvino Erick
2.      Aminatus zuriyah
3.      Nurul Hudawan
4.      Rohmatul Khasanah
5.      Saiful As’ari
6.      Ni’matul Faizah
7.      Tiara Putri Ryandini
8.      Tomy Syandara P.
9.      Umi Nur Azizah
10.      Wazirotul Ummah
11.      Yoga Hardani
12.      Zuliatin Rofiqoh
13.      Nurwakhid Teguh
14.      Munaji
15.      Bara alma P.

STIKES NU TUBAN PRODI  S1 KEPERAWATAN


KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr Wb

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul PROSES KEPERAWATAN KARDIOVASKULER“ tepat pada waktunya.
Tak lupa penulis ucapakan terima kasih kepada Ibu Nurul Kartika Sari, S.Kep, Ns selaku dosen pemimbing mata kuliah Cardiovascular I dan juga semua pihak yang telah membantu menyusun makalah ini.
Makalah yang penulis  buat ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bisa membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf bila ada kesalahan kata ataupun penulisan makalah ini,baik yang disengaja maupun tidak.

Wassalamualaikum Wr.Wb.


Tuban , 19 April 2011



                                                                                                     Tim Penyusun







DAFTAR ISI



Halaman Judul   
Kata Pengantar    
Daftar Isi  

BAB I  Pendahuluan
1.1     Latar Belakang    
1.2     Batasan Topik   
BAB II  Pembahasan
2.1     Kasus Pemicu 
2.2     Gangguan Ketidaknyamanan Nyeri
2.3     Gangguan Pola Pernapasan
2.4     Gangguan pola Nutrisi
                                                                                                                                  
BAB III  Ringkasan    

Referensi Pustaka 





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pertemuan pertama seorang parawat dengan klien yang memiliki masalah pada system kardiovaskuler merupakan peristiwa yang penting, karena pada saat tersebut tidak dilakukan penilaian yang teliti dan pemeriksaan yang lengkap, tetapi juga merupakan kesempatan untuk membangun hubungan rasa saling percaya dan saling pengertian, sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai secara maksimal. Seorang perawat sebaiknya memberikan kesan sebagai orang  yang ingin berbagi dan orang yang baik.
Perawat dalam melakukan pengkajian system kardiovaskuler dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang konsep anatomi, fisiologi serta patofisiologi system kardiovaskuler. Perawat juga harus memiliki keterampilan asuhan yang seimbang juga pengalaman yang baik. Semua hal tersebut mampu mendukung kesempurnaan dalam menggali masalah klien. Adapun masalah yang harus dapat kita gali dari klien adalah: identifikasi masalah-masalah status klien, actual dan potensial masalah-maslah keperawatan kesehatan; membuat rencana pertemuan untuk identifikasi kebutuhan dan memberikan tindakan keperawatan yang khusus pada kebutuhan tersebut.

            Aplikasi pengkajian pada proses keperawatan memerlukan bermcam-macam keterampilan keperawatan.
·         Hubungan interpersonal,meliputi: komunikasi,mendengar,memberikan perhatian, keadaan kliniser baru, pengetahuan dan informasi.
·         Keterampilan teknik: ditunjang dengan penggunaan peralatan dalam pelaksaan prosedur.
·         Keterampilan intelektual yaitu: problem solving, pemikiran dan pendapatan.


1.2  Batasan Topik

Dalam laporan ini, kami hanya membahas tentang proses keperawatan kardiovaskuler yng meliputi pengkajian, pemeriksaan fisik, diagnose keperawatn,intervensi keperawatan, implementasai dan evaluasi.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1                       Kasus Pemicu
Tn.Ipul masuk RSNU Tuban pada pukul 12.00 WIB dengan TTV: TD: 140/90 mmHg, ND: 120x/menit, RR: 32x/menit, Suhu: 38◦c. Keluhan utama yang paling dirasakan adalah nyeri dada(P: nyeri dada, Q: nyeri yang sangat terasa pada tiap bagian dada, R: nyeri pada substernal, punggung kiri, lengan dan geraham bawah, S: sering kali rasa nyeri disertai rasa takut, rasa kehabisan tenaga, berkeringat , pusing, mual dan muntah, tidak sadar  diri dan sesak, T: nyeri dirasakan mendadak tanpa ada gejala pendahuluan). Dari kasus tersebut mahasiswa diharapkan bisa memberikan askep dan mendokumentasikan

     RPS(RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG)
Saat setelah bermain voli,kx merasakan lelah dan nyeri dada pada dada sebelah kiri. Lalu teman-temannya membawa kx ke RSNU Tuban pada pukul 12.00. Setelah sesampainya di RS di tangani oleh perawat & diperiksa TD,NADI,RESPIRASI,SUHU
Keluhan utama yang paling dirasakan kx yaitu mersakan nyeri dada yang nyerinya sangat terasa pada setiap bagian kx merasakan nyeri paling sakit dibagian punggung kiri, lengan, kx pun sering merasakan kehabisan tenaga, keluar keringat bahkan pusing, mual & muntah. Bahkan rasa nyeri itu dirasakan sangat mendadak & tanpa ada gejala apapun.
     (RPD)Riwayat Penyakit Dahulu
Setelah didapatkan status kesehatan sekarang px,perawat mengumpulkan data status kesehatan masa lalu klien .Data status kesehatan masa lalu dikumpulkan dan perawat mendapatkan data bahwa klien dahulunya pernah mengalami darah tinggi (hipertensi),dan sering merasa lelah setelah melakukan aktifitas berat.
     RPK(Riwayat Penyakit Keluarga
Kemudian perawat mengkaji riwayat keluarga & di dapat bahwa kx mempunyai penyakit keturunan yaitu hipertensi
     Riwayat psiko,sosio,spiritual
     Dari pengkajian riwayat psiko,klien mengatakan bahwa klien merasa takut dan cemas ketika rasa nyeri datang.
     Dari riwayat sosialnya klien mengatakan bahwa jika klien melakukan aktifitas berat dan kebiasaan klien yang suka merokok.
     Dari riwayat spiritualnya klien mengatakan klien tidak dpat lagi mengikuti sholat berjama’ah di masjid secara rutin.
v   DATA DEMOGRAFI
  Data demografi:
      Nama         : Tn.Ipul
      TTV           : TD: 140/90 mmHg
·            ND: 120X/menit
·            RR: 32X/menit
·            Suhu: 38◦c
  Riwayat keperawatan
      Keluhan utama: nyeri dada

v   PEMERIKSAAN FISIK
ž  Pemeriksaan umum:
o   Kesadaran       : Somnolen, GCS : 11
o   TD                   : 140/90 mmhg
o   Suhu                : 38 º C
o   Nadi                : 120 x/mnt
o   RR                   : 32 x/mnt
ž    Wajah
1.      Bentuk muka: bulat,lonjong,dan lain-lain
2.      Pucat di bibbir dan kulit wajah
3.      Kebiruan pada mukosa mulut, bibir dan lidah
4.      Edema periorbital
5.      Grimace (tanda kesakitan).
6.      Ekspresi tampak sesak, gelisah, dan kesakitan.
7.      Tes saraf dengan menyeringai serta mengerutkan dahi untuk memeriksa nervus V dan VII.

ž  Mata
1.      Konjungtiva pucat (anemia)ndan kebiruan, Ptechiae (perdarahan bawah kulit/selaput
2.      Gangguan visus
3.      Sklera: kuning (ikterus) pada gagal jantung kanan, penyakit hati,dll
4.      Kornea: arkus senilis (garis melingkar putih/abu-abu ditepi kornea) berhubungan dengan peningkatan kolesterol/penyakit jantung koroner.
5.      Funduskopi, yaitu pemeriksaan fundus mata dengan optalmoskop untuk menilai kondisi pembuluh darah retina pada kx hipertensi.  
ž     Hidung
1.      Adanya pernafasan cuping hidung
ž    Bibir
1.      Biru (sianosis) pada penyakit jantung bawaan.
2.      Pucat (anemia)
ž     Leher
1.      Distensi vena junggularis  tampak pulsasi
2.      Arteri karotis berdenyut sepaerti berdansa
3.      Terdengar bising kelenjar tiroid
4.      Trakea tertarik ke bawah setiap kali jantung berdenyut.

ž    Neuronsensori
1.      Keluhan pusing, berdenyut selam tidur atau saat bangun, serta saat duduk atau istirahat.
2.      Ketidaknyamanan dengan gejala nyeri dada yang timbulnya mendadak.
3.      Pengkajian objektif klien: wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, merengang, menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata, dan respons otomatis (perubahan frekuensi/irama jantung, TD, pernapasan, warna kulit,kelembapan, dan kesadaran).
ž    Thorax :
            Inspeksi: 1. Bentuk Thorax cekung
                            2. Pola nafas dispnea
                            3. Denyut nadi abnormal di dada
 
            Palpasi :1. Denyut apeks meningkat atau kuat angkat terjadi pada isufisiensiai aorta atau mitral.
2. area apeks pada fase diastolik merupakan thrill akibat mitral stenosis
3. area apeks pada fase sistolik adalah  thrill akibat mitral insufisiensi
                                                 
            Perkusi            : 1. kesimetrisan paru-paru kanan dan kiri
            Auskultas        : 1. Ronkhi
                                      2. Wheezing
                                      3. Adanya bising jantung (murmur)
ž    Abdomen :
            Inspeksi           : 1. Adanya Ketegangan dinding perut                                       distensi dan pergerakan dinding perut
            Palpasi             :  1. Hepatomegali                                                                      2. Asites ditandai dengan adanya undulasi di dinding abdomen.
            Perkusi            :  Shifting dullnes menunjukkan adanya                                      asites (akumulasi cairan)
            Auskultasi       :  Menilai peristaltik usus dan bising sistolik                               oleh karena aneurisma aorta abdominal.
Pemeriksaan diagnostik
v  Pem. Laboratorium
Ø  Hitung jenis darah lengkap
Ø  Kadar elektrolit serum
Ø  Kalium serum
Ø  Masa perdarahan
Ø  Masa pembekuan
Ø  Protombin Time (PT)
Ø  Aptt (Activated Partial Trhomboplastin Time
q  Profil lemak
q  Kolesterol
q  Nitrogen urea darah
q  Glukosa
q  Enzim jantung
q  Laktat dehidrogenase
q  Kreatinin kinase
q  Troponin T (cTnT)
q  C-Reactive Protein
q  Analisis Gas Darah

v  Pem. Hemodinamik
      Tolok ukur yang penting u/ menentukan keadaan hemodinamik:
1.      Tekanan vena sentral
2.      Tekanan arteri pulmonalis
3.      Tekanan kapiler arteri pulmonalis
4.      Tekanan atrium kiri
5.      Tekanan ventrikel kanan
6.      Curah jantung dan tekanan arteri sistemik


q  Pem. Radiografi
Ø  Foto rontgen toraks
Ø  Flouroskopi
Ø  Kateterisasi jantung
Ø  Angiografi radiactive imaging

q  Pem. Yang menggunakan prosedur grafik.
Ø  Pem. Elektrokardiografi
Ø  Pem. Ekokardiografi
Ø  Uji pembebanan jantung (stres testing)


2.2            Gangguan Ketidaknyamanan Nyeri
Analisa Data
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
DS:
Kx mengatakan mengalami nyeri dada yang sangat dan terasa pada tiap bagian dada, nyeri pada substernal, punggung kiri, lengan, geraham bawah, dan merasa nyeri disertai rasa takut, rasa kehabisan tenaga, berkeringat, dan pusing.

DO:
-TTV: TD: 140/90 mmHg
ND: 120X/menit
RR : 32X/menit
SH : 38◦c
-Skala nyeri : Berat


Iskemik




Injuri Miokard
(cidera/luka)




  Nyeri




Ketidaknyamanan
(nyeri)

Gangguan rasa nyaman
(Nyeri dada)

2.3           Gangguan Pola Pernapasan

Analisa Data
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
DS :
-Kx mengatakan sesak.
-kx mengatakan lelah setelah bermain voli.
DO :
-R=32x/mnt
-meningkatnya frekuensi irama jantung.
-          Batuk dengan reproduksi sputum(merah muda kental)
-          Sianosis
-          Bunyi napas: asmatikus
-          Fatigue(lelah)akibat curah jantung rendah.
-          Hidrasi meningkat

Fatigue
Takipnea
Sianosis
Sputum meningkat
Asmatikus
Sesak

Gangguan pola pernapasan


2.4           Gangguan pola Nutrisi
Analisa data
Data
Etiologi
Masalah
DS :
Klien mengatakan mual dan muntah
DO :
TTV :  TD : 140/90 mmHg
             N : 120 x/mnt
             R : 32 x/mnt
             S : 38 º C
-       Penurunan berat badan
-       Penurunan turgor kulit :Berkeringat dan nafsu makan
Asam lambung  meningkat
Perasaan tidak nyaman di abdomen


Mual muntah
Gangguan pola nutrisi



ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
Intervensi
Implementasi
Rasional
a.    Gangguan Ketidaknyamanan Nyeri
q  DIAGNOSA :
Nyeri dada akut        berhubungan dengan iskemia dan injuri miokard sehingga menimbulkan ketidaknyamanan (nyeri).
q  TUJUAN :
nyeri berkurang dalam waktu 2x24 jam (rasa nyaman terpenuhi).

q  KRETERIA HASIL (KH) :
Nyeri berkurang setelah dilakukan prose keperawatn 2x24 jam klien menunjukkan:
ü   klien dapat mengekspresikan bahwa       nyeriberkurang/hilang.
ü   TTV dalam batas normal gambaran EKG tidak segmen stalevated/depresi.

  • Mandiri :

  1. Observasi klien tentang skala nyeri dan  ketidaknyamanan

1.      Mengobservasi klien tentang skala nyeri dan  ketidaknyamanan
  1. Dapat mengalihkan perhatian sehingga mengurangi ketegangan dan rasa nyeri berkurang.

  1. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang

2.      Menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
3.      Untuk mengurangi rasa nyeri.

  1. Kaji tanda vital setiap 1-4 jam, ukur tekanan hemodinamik  dan curah jantung sesuai program terapi

3.      MengKaji tanda vital setiap 1-4 jam, ukur tekanan hemodinamik  dan curah jantung sesuai program terapi
3-10. Data tentang perubahan kondisi klien bermanfaat dalam diagnosis gagal jantung kiri. Infark miokard menurunkan kontraktilitas dan pengembangan miokard serta mengakibatkan distritmia. Penurunan curah jantung mengakibatkan penurunan tekanan darah dan perfusi jaringan atau organ. Peningkatan denyut jantung sebagai mekanisme kompensasi untuk mempertahankan curah jantung.
      Terdengarnya suara BJ 3 atau BJ 4 gallops adalah akibat dari penurunan pengembangan ventrikel kiri dampak dari infark miokard. Disfungsi otot kapiler dapat mengakibatkan regurgitasi mitral, penurunan volume sekuncup, dan menimbulkan gagal jantung kiri.
Terdengar crackles (rasel)dibasal paru mengindikasikan kongesti paru akibat peningkatan tekanan jantung disisi kiri

  1. Monitor  tanda dan gejala penurunan perfusi kardio pulmoner ( nyeri dada)

4.      Memonitor  tanda dan gejala penurunan perfusi kardio pulmoner ( nyeri dada)
  1. Monitor  bunyi dan irama jantung secara kontinu, mencatat dalam kertas EKG tiap jam atau lebih sering bila iregular, mencatat adanya denyut prematur  ventrikel atau ekstrasistol

5.      Memonitor  bunyi dan irama jantung secara kontinu, mencatat dalam kertas EKG tiap jam atau lebih sering bila iregular, mencatat adanya denyut prematur  ventrikel atau ekstrasistol
6.      Palpasi denyut nadi perifer guna mengkaji adanya denyut prematur.
6.      Mempalpasi denyut nadi perifer guna mengkaji adanya denyut prematur.
7.      Observasi tanda dan gejalah penurunan curah jantung
7.      Mengobservasi tanda dan gejalah penurunan curah jantung
8.      Monitor  tanda dan gejalan yang menunjukan penurunan perfusi jaringan (kulit dingin, pucat, lembab, berkeringat, sianosis, denyut nadi lemah. Edema perifer)
8.      Memonitor  tanda dan gejala yang menunjukan penurunan perfusi jaringan (kulit dingin, pucat, lembab, berkeringat, sianosis, denyut nadi lemah. Edema perifer)
9.      Kurangi tekanan pada satu titik : Atur posisi berbaring setiap 2 jam; Silangkan kaki ; Gerakan tangan dan kaki secara pasif dan aktif setiap 1 jam (bila kondisi klien memungkinkan)
9.      Mengurangi tekanan pada satu titik : mengatur posisi berbaring setiap 2 jam; menyilangkan kaki ; menggerakan tangan dan kaki secara pasif dan aktif setiap 1 jam (bila kondisi klien memungkinkan)
10.  Monitor tanda dan gejala yang menunjukan penurunan perfusi otak.
10.  Memonitor tanda dan gejala yang menunjukan penurunan perfusi otak.
§  Kolaborasi :
1.       Rekam pola EKG secara riodik selama periode serangan dan catat adanya perluasan atau infark miokard.
11.  Merekam pola EKG secara riodik selama periode serangan dan catat adanya perluasan atau infark miokard
11.  Pemeriksaan EKG periodik berguna untuk menentukan diagnosis perluasan area iskemia, injury, infark miokard
2.      Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker indikasi.

12.  Memberikan oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker indikasi.
12.  Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokardia dan juga mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia jaringan.
3.      Berikan obat sesuai indikasi
§  Analgesik : morfin
13.  Memberikan obat sesuai indikasi:
§  Analgesik : morfin
13. Menyuntikkan narkotik lain dapat dipakai  pada fase akut/nyeri dada berulang yang tak hilang dengan nitrokliserin untuk menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi, dan mengurangi kerja miokard. Hindari suntikan IMA dapat menganggu indikator diasnogtik CPK dan tidak diabsorbsi baik oleh jaringan kurang perfusi.
4.  Observasi reaksi atau efek terapi
14. Mengobservasi reaksi atau efek terapi,efek samping,toksisitas. Laporkan pada dokter bila di dapatkan tanda-tanda toksisitas.

14. Efek samping obat yang dapat membahayakan kondisi klien harus dikaji dan dilaporkan.
5.      Hindari respon valsava yang merugikan(saat BAB). Atur diet yang diperlukan.
15.  Menghindari respon valsava yang merugikan(saat BAB). Atur diet yang diperlukan.
15.  Respons valsava menurunkan kontraktilitas miokard
6.      Pertahankan intek cairan maximal 2000ml/24jam (bila tidak ada edema)
16.  Mempertahankan intek cairan maximal 2000ml/24jam (bila tidak ada edema)
16.  Mempertahankan keseimbangan cairn dan mencegah overload cairn ekstraseluler.
b.      Gangguan Pola Pernapasan
§  DX:
            Gangguan pola pernafasan        berhubungan dengan sesak ditandai dengan meningkatnya bunyi napas: krekels/mengi.
§  TUJUAN:
sesak berkurang ,setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam.

§  KRITERIA HASIL (KH):
sesak berkurang ,setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, klien menunjukkan:
  • Klien dapat mengekspresikan bahwa     sesak berkurang/hilang.
  • TTV respirasi dalam batas normal yaitu 20 dpm.

1. Atur posisi tidur kx fowler atau high fowler
1. Mengatur posisi tidur kx fowler atau high fowler

1. Posisi fowler/semi fowler memfasilitasi ekspansi paru.
2. Bed rest total  dan batasi aktivitas selama periode sesak nafas, berikan bantuan saat mengubah posisi (bila perlu).
2. Harus  Bed rest total  dan batasi aktivitas selama periode sesak nafas, berikan bantuan saat mengubah posisi (bila perlu).

2. Istirahat & perbatasan aktivitas menurunkan konsumsi O2  Miokard
3. Observasi bunyi nafas,Respiratory Rate & kedalam respirasi nafas setiap 1-4 jam.

3. Mengobservasi  bunyi nafas,Respiratory Rate & kedalam respirasi nafas setiap 1-4 jam.

3-5. Terdenganya crakles pola nafas PND atau orthopnea,sianosis,peningkatan PAWP,mengindikasikan kongesti polmonal, akibat peningkatan tekanan jantung sisi kiri. Tanda dan gejala IMA mengindikasikan akibat kongesti pulmonal dampak dari gagal jantung kiri.
4. Monitor tanda & gejala edema pulmoral (sesak nafas saat aktivitas ;batuk;PND;atau orthopnea;takipnea;sputum:bau;jumlah,warna,viskositas;menuunnya suara napas;bronkhi/crockles di basal paru;peningkatan pulmonary artery wedge pressure)

4. Memonitor tanda & gejala edema pulmoral (sesak nafas saat aktivitas ;batuk;PND;atau orthopnea;takipnea;sputum:bau;jumlah,warna,viskositas;menuunnya suara napas;bronkhi/crockles di basal paru;peningkatan pulmonary artery wedge pressure)

5. Monitor tanda & gejala IMA (pusing,nyeri dada,sianosis di bibir)

5. Memonitor tanda & gejala IMA (pusing,nyeri dada,sianosis di bibir)

6. Kolaborasi tim medis untuk terapi atau tindakan :
  1. Terapi O2 melalui nasal kanul 4-6 liter per menit (kecuali bila kx mengalami hipoksia kronis),kemudian 2 liter/mnt. Observasi reaksi kx & efek pemberian O2 (cek nilai analisis gas darah)
  2. Bronkolidator/dekongestan (bila ada indikasi
  3. Diuretik,suplemen kalium (bila ada indikasi
  4. Natriumbicarbonat (bila ada asidosis metabolik)

6. Mengkolaborasi tim medis untuk terapi atau tindakan :
  1. Menerapi O2 melalui nasal kanul 4-6 liter per menit (kecuali bila kx mengalami hipoksia kronis),kemudian 2 liter/mnt. Observasi reaksi kx & efek pemberian O2 (cek nilai analisis gas darah)
  2. membronkolidator/dekongestan (bila ada indikasi
  3. Mengdiuretik,suplemen kalium (bila ada indikasi
  4. Mengnatriumbicarbonat (bila ada asidosis metabolik)

6 a. terapi O2  dapat meningkatkan suplai O2 miokardium jika saturasi O2 kurang dari normal.
b. Dekongestan menurun kongesti pulmonal.
c. Diuretik menurunkan tekanan hidrostatik vaskular,mengurangi kongesti pulmonal,suplemen kalium mencegah hipokemia akibat terapi diuretik.
d. Natrium bicorbonat memperbaiki keseimbangan asam basa darah.

7. Observasi intake & output cairan (terutama per infus) & timbang berat badan ( bila kx tidak sesak )

7. Mengobservasi intake & output cairan (terutama per infus) & timbang berat badan ( bila kx tidak sesak )

7-8 Over load cairan memperberat kongesti pulmonal.

8. Batasi jumlah asupan cairan/oral
8.  Menbatasi jumlah asupan cairan/oral
9. Pantau frekuensi jantung & irama.

9. Memantau frekuensi jantung & irama.

9. Frekuensi & irama jantung berespon terhadap obat & aktivitas sesuai dengan terjadinya komplikasi.

10. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
10. Memberikan oksigen tambahan sesuai indikasi

10. Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard menurunkan iskemia

11. Pantau pernafasan,catat kerja pernapasan
11. Memantau pernafasan,catat kerja pernapasan

11. Pompa jantung gagal dapat mencetuskan distres pernafasan.
12. Auskultasi bunyi nafas untuk adanya krekels.
12. Mengauskultasi bunyi nafas untuk adanya krekels.
12. Dapat mengindikasikan edema pare sekunder akibat de kompensasi jantung
c.       Gangguan pola Nutrisi
§  Diagnosa :
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan muntah
§  Tujuan :
Mual dan muntah hilang/berkurang setelah di lakukan tindakan keperawatan
§  Kriteria hasil :
Klien mengatakan mual dan muntah hilang/berkurang

1.      Observasi nutrisi (pola makan)
1. Mengobservasi asupan nutrisi
1.      Memantau keadaan asupan nutrisi klien
2.      Observasi TTV
2. Mengukur Tekanan darah, Nadi, Respirasi, Suhu tubuh
2.      Memantau keadaan umum klien
3.      Timbang  Berat Badan klien tiap hari
3. Menimbang Berat badan
3.      Penurunan Berat badan  menunjukan kekurangan asupan nutrisi
4.  Pertahankan asupan nutrisi

4. memberikan asupan nutrisi
4.      Memenuhi  kebutuhan nutrisi dalam tubuh






a.       Evaluasi Gangguan Ketidaknyamanan Nyeri

DIAGNOSA
EVALUASI/ SOAP
Nyeri dada akut berhubungan dengan iskemia dan injuri miokard sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan
ü  S  : klien mengatakan nyeri berkurang
ü  O : klien tampak lebih tenang
                         -TTV: TD: 140/90 mmHg
                                      ND: 90x/menit
                                      RR: 20x/menit
                                      SH: 36.8◦c
      -Skala nyeri : berat
        Wajah:
  1. Wajah masih tampak menyeringai
  2.  Masih pucat di bibir dan kulit wajah
  3.  Konjungtiva pucat dan kebiruan
  4.  Ptechiae dimata (perdarahan)
  5.  Gangguan visus

§  Mata
            1. Konjungtiva normal
            2. Tidak ada Ptechiae dimata
            3. Tidak ada Gangguan visus
         Hidung
            1. Tidak adanya pernafasan cuping hidung
            2. Tidak ada Sianosis (kebiruan)         
        Leher
            1.  Distensi vena junggularis  tidak  tampak pulsasi
            2. Arteri karotis berdenyut normal
            3. Tidak terdengar bising kelenjar tiroid          
            4. Trakea tidak tertarik ke bawah setiap kali jantung
berdenyut.
§  Neuronsensori
  1. Tidak merasa pusing, denyutan selam tidur atau saat bangun, serta saat duduk atau istirahat berkurang tidak lagi seperti dulu.
  2. Sudah sedikit merasa nyaman.
  3. Pengkajian objektif  klien semua normal : wajah tdk meringis, tidak menangis, tidak merintih, tidak merengang, tidak menggeliat, tidak menarik diri, tidak kehilangan kontak mata, dan tidak  respons otomatis (perubahan frekuensi/irama jantung, TD, pernapasan, warna kulit,kelembapan, dan kesadaran).


       Thorax :
 Inspeksi : 1. Bentuk Thorax normal
 2. Pola nafas takipnea
 3. Denyut nadi abnormal di dada
 
            Palpasi : 1. Denyut apeks tidak  meningkat
 2. area apeks pada fase diastolik bukan merupakan thrill akibat mitral stenosi
 3. area apeks pada fase sistolik tidak ada thrill
                               akibat mitral insufisiensi.
                                                 
            Perkusi :  1. kesimetrisan paru-paru kanan dan kiri
            Auskultasi : 1. Tidak ada  Ronkhi
                                 2. Tidak ada Wheezing
                                 3.Tidak adanya bising jantung (murmur)

       Abdomen :      
Inspeksi : Tidak adanya Ketegangan dinding perut distensi dan pergerakan dinding perut (normal)
Palpasi : Tidak menunjukan adanyaAsites
Perkusi : Shifting dullnes tidak menunjukkan adanya asites (akumulasi cairan)

ü  A :  masalah teratasi sebagian
ü  P :  pertahankan intervensi.















b.      Evaluasi Gangguan Pola Pernapasan.
DIAGNOSA
EVALUASI/ SOAP
Gangguan pola pernafasan berhubungan dengan sesak ditandai dengan meningkatnya bunyi napas: krekels/mengi
S=Klien mengatakan sesak berkurang
O=Klien tampak lebih bugar/segar 
     wajah.
§  TTV:
       TD            : 11O/60mmHg
        N : 80x/mnt
        R  : 20x/mnt
       Suhu : 37° C
§     Wajah
-Tidak pucat di bibbir dan kulit  wajah
-Normal pada mukosa mulut, bibir dan lidah
-Ekspresi tampak sesak, gelisah, dan kesakitan normal.
      -Frekuensi irama jantung normal.
- Batuk dengan sputum berkurang
- Bunyi napas normal
- Hidrasi menurun

  • Mata
  1. Konjungtiva bening tidak pucat.
  2. Sklera normal.
  3. Kornea hitam berseri.
  •  Hidung
  1. Tidak adanya pernafasan cuping hidung
  • Bibir
  1. Bibir normal(bewarna merah muda ) dan tidak pucat.
  •  Leher
1. Distensi vena junggularis  tidak  tampak pulsasi
2.Arteri karotis berdenyut normal
3. Tidak terdengar bising kelenjar    tiroid       
4. Trakea tidak tertarik ke bawah setiap kali jantung berdenyut.

c.       Evaluasi Gangguan Pola Nutrisi

DIAGNOSA
EVALUASI/ SOAP
Resiko gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual dan muntah.
       S : klien mengatakan mual dan muntah berkurang
       O : klien tampak nafsu makannya bertambah
    TD: 110/60 mmHg
       ND: 70x/menit
       RR: 20x/menit
       SH: 37◦c
-penurunan  berat badan
-penurunan  turgor kullit :
        -kulit berkeringat dan nafsu makan
       A :  masalah teratasi  sebagian
       P : pertahankan  intervensi




BAB III
RINGKASAN

·        Riwayat kesehatan adalah pengkajian dengan melakukan anmnesis untuk menggali masalah keperawatan lainnya adalah dengan mengkaji riwayat kesehatan klien, meliputi:
1.     Riwayat kesehatan sekarang merupakan serangkaian wawancara yang dilakukan perawat untuk menggali permasalahn klien dari keluhan utama yang timbul pada gangguan system kardiovaskular sampai saat pengkajian.
2.     Riwayat kesehatan dahulu merupakan perawat menanyakan tentang penyakit-penyakit yang pernah dialami sebelumnya.
3.     Riwayat kesehatan keluarga merupakan perwat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga, serta bila ada anggota yang meninggal, maka peyebab kematian juga ditanyakan.
4.     Riwayat kesehatan psiko,sosio, spiritual merupakan perawat menanyakan kejiwaan,sosial dan rohani pasien.

·        Nyeri,nutrisi, dan sesak  merupakan gangguan utama pada pasien IMA ( infark miokard akut )





























REFERENSI PUSTAKA

Muttaqin,Arif .2009.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Cardiovaskular dan Hematologi.Jakarta:Salemba Medika.

Gleadle,Jonathan.2005.At a blance Anamnesis dan Pemeriksaan fisik.Jakarta:Erlangga.

Doenges E.Marilyan dkk.1999.Rencana Asuhan Kerperawatan:Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta:EGC

Udijianti,juni Wajan.2010.Keperawatan Cardiovaskular.Jakarta:Salemba Medika.

0 komentar:

Posting Komentar